Alat Peraga untuk Pengajaran Sekolah Minggu (Part 2)

II. Manfaat Alat Peraga
Selain meningkatkan daya ingat anak terhadap sebuah pelajaran, penggunaan alat peraha juga memiliki sejumlah kegunaan lainnya.
1. Mempertahankan Konsentrasi
Di zaman modern ini, ada banyak sekali hal yang dapat mengalihkan perhatian anak dari pelajaran Sekolah Minggu. Misalnya, suara musik penjual es krim, gangguan teman sebaya yang bosan, temannya yang menangis. Semua itu dapat mengganggu konsentrasi anak dalam mendengarkan cerita anak. Belum lagi ada banyak media hiburan yang lebih menarik, seperti televisi, DVD, Playstation, mainan anak.
Mendapat pesaing-pesaing yang sedemikian berat ini, mau-tak-mau, para Guru Sekolah Minggu harus mencari cara yang dapat mempertahankan konsentrasi anak-anak. Ini bukan pekerjaan mudah, karena semakin muda seseorang, kemampuannya untuk mencurahkan perhatian pun semakin pendek. Jika GSM hanya bercerita secara lisan (apalagi caranya bercerita juga monoton), maka kurang dari 5 menit, perhatian anak—anak sudah berpindah ke hal lain. Untuk menyiasati hal ini, maka GSM dapat memanfaatkan alat peraga.

2. Mengajar dengan Lebih Cepat
Waktu untuk menyampaikan pelajaran sering kali sangat terbatas. Bila pelajaran hanya disampaikan dengan kata-kata saja mungkin dapat disalahpahami oleh pendengarnya, belum lagi waktu yang dipakai juga panjang. Namun dengan bantuan alat-alat peraga, guru bukan saja dapat menjelaskan banyak hal dalam waktu yang lebih singkat, juga dapat mencapai hasil mengajar dengan lebih cepat.
Penelitian di University of Pennsilvania's Wharton School of Business menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan maksud tertentu dapat dikurangi hingga 40 persen ketika alat peraga digunakan bersama presentasi kita. [1] Dengan kata lain, penggunaan alat peraga juga dapat menghemat waktu.

3. Mengatasi Masalah Keterbatasan Waktu
Waktu yang sudah berlalu tidak akan pernah kembali. Bagaimana mungkin kita bisa mengulang kembali peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau? Dengan alat-alat peraga, kita dapat menampilkan kembali peristiwa-peristiwa sejarah dalam bentuk alat-alat peraga tertentu. Dengan demikian masalah keterbatasan waktu dapat teratasi.

4. Mengatasi Masalah Keterbatasan Tempat
Hampir semua kejadian yang ditulis dalam Alkitab terjadi di wilayah Palestina. Jaraknya ribuan kilometer dari Indonesia. Kita hampir tidak mungkin mengajak anak-anak mengunjungi langsung ke sana. Kendala ini dapat disiasati dengan penggunaan alat peraga. Misalnya dengan menunjukkan peta atau foto wilayah Palestina.
Keterpisahan wilayah ini juga disertai dengan perbedaan kebudayaan. Perbedaan kebudayaan ini juga dapat menimbulkan pemahaman yang salah. Misalnya, bangsa Indonesia memiliki tradisi menguburkan mayat dalam tanah. Sementara pada zaman Yesus, jenazah orang mati dimasukkan ke dalam gua. Penggunaan alat peraga mampu mengatasi kesalahpahaman dan kekeliruan semacam itu.

5. Mengatasi Masalah Keterbatasan Bahasa
Kemampuan anak-anak untuk mengerti bahasa sangat terbatas. Pengalaman hidup yang pendek dan dangkal juga menyebabkan mereka tidak dapat mengerti istilah-istilah tertentu. Misalnya: mereka mungkin tidak mengerti arti "kerja sama", namun bila dijelaskan dengan sebuah gambar tentang anak yang bekerja bersama-sama, mereka pasti dapat mengerti maksud kata tersebut. Bagi orang dewasa bahasa juga mempunyai batasan tertentu. Sebab itu, ensiklopedia dan buku-buku ilmu pengetahuan lain, membutuhkan gambar-gambar untuk mengatasi keterbatasan dalam bahasa.

6. Membangkitkan Emosi Manusia
Ada pepatah: "sebuah gambar mewakili ribuan kata-kata." Menyampaikan suatu berita dengan gambar-gambar akan lebih berhasil dibandingkan dengan hanya melalui kata-kata. Apalagi bila ada suara hidupnya tentu akan lebih mudah menyampaikan berita tertentu dibandingkan dengan melalui kata-kata. Alat peraga juga dapat membangkitkan emosi manusia.
7. Menyampaikan Suatu Konsep dengan Bentuk yang Baru
Alat peraga yang berbentuk gambar sketsa, bagan dan lain-lain, memudahkan penerimaan suatu konsep yang jelas dengan segera, dapat merangsang pikiran, juga dapat memberikan penerangan dan penjelasan yang baru dan nyata.
8. Menambah Daya Pengertian
Jika nilai-nilai penggunaan yang telah disebutkan tadi disimpulkan, jelas bahwa alat peraga dapat membantu murid mengerti lebih baik. Melalui indera penglihatan dan pendengaran, murid dapat mengerti pelajaran dengan memahami perbedaan arti, perbedaan warna serta bentuk besar dan kecil. Dengan demikian hal itu akan menambah daya pengertian mereka.
9. Menambah Kesegaran dalam Mengajar
Cara mengajar yang monoton membuat orang merasa bosan, tetapi bila disampaikan dengan bentuk yang berbeda-beda akan memberikan kesegaran pada murid, menambah suasana belajar yang menyenang, dan mampu membangkitkan motivasi belajar. Penggunaan alat peraga harus bervariasi, supaya di tengah suasana yang segar dan menyenangkan murid dapat mempelajari kebenaran dengan lebih efektif.
Bersambung……..
Pernah disampaikan dalam pembekalan GSM di GKI Klaten
[1] Dianna Booher dalam The Confindent Communicator (Wheaton: Victor Book, 1990)

Komentar

Postingan Populer