Alat Peraga untuk Pengajaran Sekolah Minggu(Part 1)

Ketika Tuhan menghendaki Nuh dan keluarganya mengetahui bahwa tidak akan ada air bah lagi, apa yang Dia lakukan? Ketika Tuhan meyakinkan bangsa Israel bahwa Dia sendiri yang akan menyertai mereka ketika meninggalkan Mesir, bagaimana Dia mengkomunikasikan hal itu? Ketika Tuhan ingin menarik perhatian raja Belsazar pada era Daniel, bagaimana Dia melakukannya?
Yap! Tuhan menggunakan alat peraga! Pelangi pada zaman Nuh adalah "over head projector" pertama di dunia. Ketika Tuhan membuat kehadiran-Nya diketahui melalui tiang awan dan tiang api, Dia sedang menggunakan properti. Dan ketika tulisan tangan tampak di tembok pada ruang istana Belsazar, Tuhan sedang menunjukkan kegunaan spidol!
Dalam bahasa Inggris, alat peraga disebut visual aid atau alat bantu untuk penglihatan mata. Namun alat peraga yang baik tidak hanya merangsang mata saja, tapi juga keempat indera manusia yang lainnya. yaitu:
· Pendengaran (melalui telinga)
· Pembauan (melalui hidung)
· Pencecap rasa (lidah)
· Peraba (lapisan kulit)
Dalam mengajar Sekolah Minggu, panca indera dan seluruh kesanggupan seorang anak perlu dirangsang, digunakan dan dilibatkan, sehingga ia tak hanya mengetahui, melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari.
Panca indera yang paling umum dipakai dalam belajar-mengajar adalah mendengar. Melalui mendengar, anak mengikuti peristiwa demi peristiwa dan ikut merasakan apa yang disampaikan. Seolah-olah telinga mendapat mata. Anak melihat sesuatu dari apa yang diceritakan. Dia membuat imajinasi berdasarkan informasi-informasi yang masuk ke dalam telinganya.
Namun ilmu pendidikan mengatakan bahwa dari apa didengar pada hari ini, manusia hanya sanggup mengingat sebanyak 20 persennya saja di kemudian hari. Angka ini akan meningkat jikalau apa yang diceritakan itu selain didengar juga dilihat. Melalui cara ini, seseorang atau anak memperoleh kesan yang jauh lebih dalam. Alat-alat peraga seperti: gambar, peta, papan tulis, boks pasir, dll. dapat menolong anak untuk mengingat dengan lebih baik, yaitu mampu mengingat 50 persen dari apa yang didengar dan dilihatnya.
Penelitian di Harvard University, Columbia menunjukkan bahwa alat peraga dapat meningkatkan tingkat ingatan sebanyak 14-38 persen dibandingkan presentasi tanpa alat peraga sama sekali. Penelitian lain membuktikan bahwa 80-90 persen dari apa yang kita pelajari, kita terima melalui mata.

I. Alat-alat Peraga dalam Alkitab
a. Perjanjian Lama
Tuhan selalu menggunakan alat peraga berupa media visual untuk berkomunikasi dengan umat-Nya. Dia berbicara dan pesan-Nya didokumentasikan di dalam Alkitab. Namun, Dia melakukan lebih banyak hal lagi selain berbicara. Dia juga menggunakan berbagai alat visual untuk menguatkan pesan-Nya, seperti yang dapat dilihat ketika Ia berhubungan dengan orang-orang Israel selama keluar dari Mesir dan mengembara di padang belantara.
Tuhan memimpin Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Umat Israel benar-benar telah diyakinkan untuk meninggalkan Mesir, sebagian besar karena penglihatan akan kekuatan Tuhan melalui tulah dan pekerjaan malaikat maut (Kel.7-12). Namun, ketika orang-orang Israel ini akan melewati Laut Merah, keragu-raguan pun muncul. Selama ini, Mesir selalu mencukupi kebutuhan mereka, memberi mereka makan, dan menahan mereka. Namun sekarang, ketika orang-orang Mesir mengejar-ngejar mereka dengan penuh amarah, bagaimana mereka bisa bertahan? Di manakah Tuhan itu sekarang?
Tuhan memilih menjawab mereka dengan menggunakan penglihatan--campur tangan dalam bentuk suatu mujizat. Keluaran 14 mencatat bagaimana Allah membelah Laut Merah sehingga orang-orang Israel bisa menyeberang di tanah yang kering. Ketika orang-orang Mesir mengejar mereka dengan menyeberangi dasar laut, air laut menimpa mereka, dan mereka pun mati. Bagi orang-orang Israel, ini adalah sebuah tanda kekuatan Allah yang dramatis, dan kekuatan itu ada bersama dengan mereka.
Di tahun-tahun berikutnya, ketika orang-orang Israel sekali lagi siap untuk melewati aliran air (kali ini Sungai Yordan) untuk mulai menaklukkan tanah perjanjian, Tuhan menguatkan kepemimpinan Yosua dan meyakinkan mereka kembali akan penyertaan Tuhan ketika Dia membelah air sungai Yordan (Yosua 3:8-10; 14-16). Kembali Dia menguatkan firman-Nya dengan simbol-simbol yang dapat dilihat untuk membangun kepercayaan dalam hati orang-orang Israel.
Tuhan tidak hanya menggunakan media visual seperti mujizat, namun juga menempatkan alat-alat lain yang lebih abadi di tengah-tengah bangsa Israel. Contohnya, jumbai-jumbai. Bilangan 15:37-40 mencatat perintah Allah supaya orang-orang Israel menaruh jumbai-jumbai di ujung pakaian mereka sebagai suatu tAnda yang mengingatkan mereka akan perintah Allah dan pentingnya mematuhi perintah itu. Alat Peraga itu membuat mereka sulit untuk melupakan kewajiban mereka.
Perjamuan juga merupakan alat untuk mengingat. Allah menetapkan perayaan Paskah pada orang Israel untuk mengingat pembebasan mereka dari perbudakan di tanah Mesir. "Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu .... Dan apabila anak-anakmu berkata kepadamu: Apakah artinya ibadahmu ini, maka haruslah kamu berkata: Itulah korban Paskah bagi TUHAN yang melewati rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi menyelamatkan rumah- rumah kita" (Kel.12:14,26,27). Perjamuan merupakan peringatan yang hidup bagi orang-orang dewasa Israel atas kuasa dan kasih Tuhan. Perjamuan yang sama mendorong anak untuk bertanya, memberikan kesempatan yang baik untuk suatu pengajaran lisan tentang kasih Allah.

b. Perjanjian Baru
Yesus juga memanfaatkan alat peraga dalam pengajaran-Nya. "Lihatlah burung di udara," perintah-Nya, dengan menunjuk burung-burung yang terbang di atas kepala ketika Ia ingin menekankan bahwa kecemasan adalah sia-sia. "Perhatikanlah bunga-bunga bakung yang tumbuh di padang," tambah-Nya untuk menekankan konsep yang sama (Mat.6:26,28).
Untuk menyampaikan kebenaran yang abstrak, Yesus menceritakan perumpamaan yang kebanyakan mengambil gambaran kehidupan sehari-hari. Yesus memulai cerita ini, "Seorang penabur keluar untuk menabur…," Bagi orang Yahudi, konsep tentang penabur dan biji adalah hal yang diketahui secara umum dan mudah dimengerti.
Yesus menggunakan mata uang untuk mengajar tentang apa yang layak diberikan kepada Tuhan (Mat. 22:19-20). Dia juga memakai seorang anak untuk mengajar tentang sikap hati yang patut (Mat. 18:2). Dia juga menggunakan pohon ara untuk mengajarkan pelajaran tentang iman (Mat. 21:19).
Untuk mengingatkan jemaat-Nya tentang pengorbanan-Nya, Yesus menetapkan Perjamuan Kudus. "Ambillah dan makanlah; inilah tubuh-Ku," perintah Yesus ketika memberikan roti perjamuan kepada murid-murid-Nya. "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa," kata-Nya sambil mengambil cawan Perjamuan Terakhir (Matius 26:26-29; Lukas 22:15-20; dan 1Korintus 10:16). Sampai saat ini perjamuan menandakan penderitaan dan kematian Yesus bagi semua orang yang percaya.
Bersambung……..
Pernah disampaikan dalam pembekalan GSM di GKI Klaten

Komentar

Postingan Populer