Salam Sejahtera,Berikut ini kami sampaikan laporan kegiatan Posko Bencana Gempa--Gerakan Kemanusiaan Indonesia di Klaten
a. Bantuan Alat MasakTim GKI Klaten bekerja sama dengan "GenAssist" Global Relief Jogja dalam memberikan bantuan alat memasak kepada korban gempa. Bantuan ini diberikan mengingat banyak alat-alat memasak milik penduduk yang rusak karena tertimpa reruntuhan bangunan. Pada masa-masa awal setelah gempa, warga yang selamat berkelompok dan mendirikan dapur umum dengan mengumpulkan alat-alat masak yang masih bisa digunakan. Namun setelah masa darurat selesai, setiap keluarga mulai memasak sendiri-sendiri. Sehubungan dengan itu, tim GKI pada hari Rabu (5 Juli) dan Sabtu (8 Juli) membagikan lebih dari 250 paket alat masak kepada warga yang bermukim di desa Pesu. Setiap paket terdiri dari:1. Gentong plastik besar2. Ember plastik3. Kompor minyak tanah4. Wajan 5. Panci sayur6. Panci nasi7. Piring (6 buah)8. Gelas (6 buah)9. Cobek10. Pisau dan telenan


b. Kakus DaruratGempa 27 Mei, selain merusak rumah dan bangunan besar lainnya, juga telah merusak sarana MCK (MandiCuci dan Kakus) warga. Hal ini juga terjadi di desa Pesu, kecamatan Wedi, kabupaten Klaten. Di daerah ini, hampir lebih dari 80 persen rumah warga yang roboh dan sisanya rusak berat terkenagempa. Dengan tingkat kerusakan yang begitu parah ini, dapat dibayangkan bahwa sarana MCK juga ikut rusak.
Hal ini terlihat jelas dari perubahan perilaku warga. Setiap pagi hari, akan terlihat banyak warga--laki-laki dan perempuan, anak-anak dan dewasa-- yang nongkrong untuk (maaf) buang air besar.Sungai ini mengitari sebagian pemukiman penduduk. Akibatnya pemukiman penduduk menjadi tidak sehat.Dampak ini mulai terlihat dengan meningkatnya kasus sakit diare yang ditangani oleh Klinik Kesehatan di Posko Gerakan Kemanusiaan Indonesia.Untuk mengantisipasi hal ini, tim Gerakan Kemanusiaan Indonesia (tim GKI) di Klaten telah membangun 10 unit Kakus Darurat, yang terdiri dari 40 bilik. Dengan jumlah ini, satu bilik kakus digunakan oleh 4 Kepala Keluarga. Warga yang akan menerima manfaat ini sebanyak 163 Kepala Keluarga.Pembangunan kakus darurat ini ditargetkan selesai pada hari Senin (10 Juli).Catatan: Karena keterbatasan anggaran, tim GKI Klaten baru bisa membangun kakus untuk 4 RT. Padahal masih ada 3 RT lagi yang membutuhkan kakus darurat. Siapa mau peduli?

c. Pos RondaPada minggu pertama dan kedua setelah gempa, korban bencana merasa resah karena ada banyak pencurian di daerah bencana. Sasaran pencurian meliputi sepeda motor, ternak dan harta benda yang tidak terlindungi karena rumah yang ambruk. Untuk mengantisipasi hal ini, warga menggiatkan kembali aktivitas ronda kampung. Sayangnya, pos ronda yang tersedia tidak ada. Sehubungan dengan itu, tim GKI Klaten membangun 6 (enam) pos ronda. Pada hari sabtu, bambu sudah datang di lokasi. Pembuatan pos ronda akan dilakukan pada hari Selasa (11 Juli) dengan bergotong royong.

d. Inisiasi program rekonstruksiUntuk membangun kembali rumah-rumah yang roboh, tim GKI Klaten bekerja sama dengan lembaga donor berencana membangun rumah tumbuh. Tahap pertama adalah membuat bangunan berukuran 3x4 m, dengan memanfaatkan sisa-sisa bangunan yang masih ada. Bangunan kecil ini akan berfungsi sebagai kamar tidur. Ini akan segera dilakukan, supaya pada saat memasuki musim hujan, penduduk sudah memiliki tempat berteduh yang permanen.Apabila ada berkat dari Tuhan, maka pembangunan rumah ini akan diteruskan dengan membuat ruang-ruang lain, yaitu ruang tamu dan dapur.Masih banyak dibutuhkan dana untuk pembangunan rumah ini. Siapa mau membantu?Untuk memulai program ini, tim GKI Klaten sudah menjalin kontak dengan ketua-ketua RT yang akan menerima bantuan ini. Dengan demikian, diharapkan terjadi kerjasama yang baik di masa mendatang. Pertemuan yang dihadiri 4 ketua RT, ketua RW, wakil dari Badan Perwakilan Desa, dan relawan tim GKI ini berlangsung hangat dan antusias. Semua yang hadir sepakat untuk meneruskan program ini.Langkah berikutnya, ketua RT akan mengumpulkan warganya untuk menawarkan program ini. Warga yang setuju dengan program ini akan diorganisir dengan membentuk kelompok-kelompok kerja. Setiap kelompok terdiri dari 10 Kepala Keluarga. Setiap kelompok diharapkan segera membuat daftar urutan rumah yang akan dibangun dan membuat aturan main di dalam kelompok.
Demikian laporan perkembangan kegiatan tim GKI Klaten. Untuk mengetahui lebih banyak tentang Gerakan Kemanusiaan Indonesia Klaten, silakan klik: http://www.geocities.com/gki_klaten
Baca Tulisan lainnya di blog Purnawan Kristanto [http://purnawan-kristanto.blogspot.com
]

Komentar

Postingan Populer