PENGARUH KEMUNAFIKAN
Namun, jika  terus-terusan berbelanja merek mahal tentu kantong akan jebol. Melihat hal ini,  sang pengusaha mencium peluang bisnis. Dia membeli tas-tas merek terkenal dan  menyewakannya. Ternyata jasa ini mendapat sambutan yang  baik.
Lakunya bisnis ini  menunjukkan gejala bahwa orang semakin enggan tampil apa adanya di depan orang  lain. Sikap ini menunjukkan adanya kadar kemunafikkan dalam diri orang itu.  Penyebabnya adalah perasaan gengsi  dan keengganan untuk mengakui kenyataan  hidupnya.
Perilaku kemunafikan  ini tidak banyak merugikan orang lain, kecuali dirinya sendiri. Namun ada  kemunafikan yang lebih membahayakan, yaitu kemunafikan untuk menutupi  kesalahannya. Dalam film tentang gangster, kita melihat pemimpin mafia yang  rajin berderma.  Ini dilakukannya  untuk menutup-nutupi perilaku busuknya. Yang lebih gawat lagi, jika ada orang  yang memanipulasi ajaran agama untuk menciptakan kesan kesalehan. Yesus mengecam  keras perilaku ini: "Celakalah kamu, hai ahli-ahli  Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama  seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih  tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis  kotoran." (Matius 23:27)
Kerugian  Kemunafikan
1.  Menguras Waktu, Tenaga dan Dana
Kemunafikan adalah  hidup dalam kepalsuan. Orang itu harus hidup di dunia dunia: dunia nyata dan  dunia rekaannya sendiri. Hal ini tentu saja membutuhkan banyak waktu, tenaga dan  dana. Jika ada orang mengaku sebagai pengusaha sukses, maka dia akan  mengeluarkan uang untuk membeli berbagai peralatan kaum eksekutif. Termasuk juga  mengikuti 
2. Hidup  dalam Tekanan
Orang  yang munafik selalu merasa takut kedoknya bakal terbongkar.  Dia harus berakting sedemikian rupa  untuk meyakinkan orang lain. Otaknya selalu berputar mencari cara untuk menutupi  kebohongannya. "Sebuah kebohongan hanya dapat ditutupi dengan kebohongan lain  yang lebih besar."
3.  Perasaan Tertuduh
Hati  kecil orang yang munafik pasti berkata: "Ini bukan hidupku sesungguhnya." Dia  mengakui bahwa hidup seperti ini sesungguhnya tidak benar. Dalam hatinya selalu  dikejar-kejar perasaan bersalah.
4. Tuntutan  Pertanggung-jawaban
Pada hari Penghakiman  nanti, kita harus mempertanggungjawabkan kehidupan kita. Terhadap orang-orang  yang munafik, Allah akan memberi hukuman "yang lebih berat"  (Mat.23:14).
Yesus mengecam keras  perilaku yang munafik. Dia memerintahkan pengikut-Nya supaya hidup secara jujur.  "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak.  Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat" (Mat. 
]

Komentar