Naskah Drama Natal
Menjelang perayaan Natal, biasanya gereja sibuk mempersiapkan diri dan latihan untuk dipentaskan pada perayaan Natal. Salah satu di antaranya adalah menyiapkan pementasan drama. Sayangnya, saat ini belum banyak terdapat naskah-naskah drama untuk Natal.
Itu sebabnya, saya ingin membagikan dua naskah mini drama. Salah satu naskah ini pernah sukses dipentaskan di depan anak-anak retardasi mental di Panti Asuhan "Elisabeth," Salatiga.
Berikut sinopsis ceritanya:
1. Mencari Karung Santa
Drama ini bersifat interaktif.  Penonton akan dilibatkan untuk melakukan aktivitas tertentu. Misalnya  menempelkan gambar pada tempat yang cocok, menyanyi bersama, menghitung bersama  dll. 
Menjelang bulan Desember, Bu Santa  Claus menyiapkan hadiah untuk dibagikan kepada anak-anak di seluruh dunia. Pak  Santa sedang tidak ada di rumah karena sedang memperbaiki kereta saljunya. Bu  Santa memasukkan semua hadiahnya ke dalam karung. 
Sementara itu di sebuah pegunungan,  tidak jauh dari rumah Santa Claus, hiduplah lima raksasa. Kelima raksasa itu  bernama Raksasa Egois, Raksasa Iri Hati, Raksasa Kebencian, Raksasa Kemarahan  dan Raksasa Pemberontak. Mereka sedang mengadakan rapat. Semua raksasa tidak  senang pada pekerjaan Santa karena membuat anak-anak di seluruh dunia.  Akibatnya, mereka tidak dapat menggoda anak-anak supaya berbuat jahat. Dalam  rapat itu diputuskan akan mencuri karung hadiah Santa  Claus.
Bu Santa pun harus mencari karung  itu. Di tengah jalan, dia bertemu dengan Dora, Diego dan Bud. Santa menceritakan  masalah yang dia hadapi. Mereka bergabung dengan perjalanan  Santa.
Dalam perjalanan itu mereka menemui  berbagai hambatan dari Kelima Raksasa. Supaya mendapatkan karung tersebut, Miss  Santa cs harus bisa melewati semua tantangan. Untuk itu mereka harus meminta  tolong penonton.
Berkat kekompakan dan kerjasama  akhirnya bu Santa berhasil menemukan kembali karungnya yang hilang.  Dia segera membagi-bagikan isi karung  kepada penonton.
2.  Pengharapan di Tengah  Kesesakan
Di padang Efrata, Zakaria bertengkar  dengan Zebulon. Mereka berebut padang penggembalaan. Simeon menengahi  pertengkaran itu. Mereka sepakat untuk menyampaikan persoalan ini kepada majikan  masing-masing.
Di tempat lain, Naftali dan Dina  (adik-adik Simeon) dikejar-kejar tentara Romawi karena mengamen di pasar. Dia  bersembunyi di dalam rumah. Tentara Romawi menyusul sampai di rumah. Sarah (ibu  Naftali) memintakan maaf untuk anak-anaknya. Tentara Romawi bersedia melepaskan  setelah meminta uang suap.
Di rumah pak Yoas, Simeon  menyampaikan persoalan di padang Efrata kepada majikannya itu. Pak Yoas malah  mengeluhkan keadaan yang semakin sulit. Padang rumput semakin susah didapat  karena dipakai oleh tentara Romawi untuk membangun benteng pertahanan dan pasar.  Padang-padang rumput yang tersisa juga dikuasai oleh tentara Romawi. Setiap  peternak harus membayar sewa untuk menggembalakan di situ. Yoas tidak merasa  tidak mampu membayar sewa. Yoas punya rencana untuk berhenti berternak domba  saja.
Simeon pulang ke padang Efrata dengan  hati gundah. Kalau Yoas benar-benar menutup usahanya, maka dia akan kehilangan  pekerjaan. Padahal dia harus menghidupi ibunya, yang sudah menjanda dan Naftali,  adiknya. Saat Simeon sampai di padang Efrata, ibu dan adiknya sudah menyusul di  sana. Mereka memberitahukan bahwa kehabisan uang untuk makan besok. Simeon  hampir putus asa. Sebelum pulang, ibunya mengingatkan Simeon tentang janji Tuhan  yang akan mengirimkan seorang Mesias, yang akan memerintah dengan adil. Simeon  menanggapinya dengan dingin.
Tak lama kemudian, terjadi peristiwa  luarbiasa. Malaikat mendatangi Simeon dan kawan-kawannya, untuk memberitahukan  kedatangan Juruselamat. Para gembala segera pergi ke Betlehem, seperti yang  diperintahkan malaikat. Sesudah itu Simeon pulang untuk memberitakan dua kabar  baik. Pertama, kabar baik tentang kedatangan juruselamat. Kedua, tentang  perkenalannya dengan para Majus di Betlehem. Para Majus itu memberitahukan ada  padang rumput yang sangat subur dan luas di sebelah Timur. Simeon lalu  berpamitan untuk  untuk menggembala  di sana.
Jika Anda tertarik, silakan unduh  naskah dalam format PDF pada situs saya:
Drama Natal
Menjelang perayaan Natal, biasanya gereja sibuk mempersiapkan diri dan latihan untuk dipentaskan pada perayaan Natal. Salah satu di antaranya adalah menyiapkan pementasan drama. Sayangnya, saat ini belum banyak terdapat naskah-naskah drama untuk Natal.
Itu sebabnya, saya ingin membagikan dua naskah mini drama. Salah satu naskah ini pernah sukses dipentaskan di depan anak-anak retardasi mental di Panti Asuhan "Elisabeth," Salatiga.
Berikut sinopsis ceritanya:
1.  Mencari Karung Santa
Drama ini bersifat interaktif. Penonton akan  dilibatkan untuk melakukan aktivitas tertentu. Misalnya menempelkan gambar pada  tempat yang cocok, menyanyi bersama, menghitung bersama dll.  
Menjelang bulan Desember, Bu Santa Claus  menyiapkan hadiah untuk dibagikan kepada anak-anak di seluruh dunia. Pak Santa  sedang tidak ada di rumah karena sedang memperbaiki kereta saljunya. Bu Santa  memasukkan semua hadiahnya ke dalam karung. 
Sementara itu di sebuah pegunungan, tidak jauh  dari rumah Santa Claus, hiduplah lima raksasa. Kelima raksasa itu bernama  Raksasa Egois, Raksasa Iri Hati, Raksasa Kebencian, Raksasa Kemarahan dan  Raksasa Pemberontak. Mereka sedang mengadakan rapat. Semua raksasa tidak senang  pada pekerjaan Santa karena membuat anak-anak di seluruh dunia. Akibatnya,  mereka tidak dapat menggoda anak-anak supaya berbuat jahat. Dalam rapat itu  diputuskan akan mencuri karung hadiah Santa Claus.
Bu Santa pun harus mencari karung itu. Di tengah  jalan, dia bertemu dengan Dora, Diego dan Bud. Santa menceritakan masalah yang  dia hadapi. Mereka bergabung dengan perjalanan Santa.
Dalam perjalanan itu mereka menemui berbagai  hambatan dari Kelima Raksasa. Supaya mendapatkan karung tersebut, Miss Santa cs  harus bisa melewati semua tantangan. Untuk itu mereka harus meminta tolong  penonton.
Berkat kekompakan dan kerjasama akhirnya bu Santa  berhasil menemukan kembali karungnya yang hilang.  Dia segera membagi-bagikan isi karung  kepada penonton.
2.  Pengharapan di Tengah  Kesesakan
Di padang Efrata, Zakaria bertengkar dengan  Zebulon. Mereka berebut padang penggembalaan. Simeon menengahi pertengkaran itu.  Mereka sepakat untuk menyampaikan persoalan ini kepada majikan  masing-masing.
Di tempat lain, Naftali dan Dina (adik-adik  Simeon) dikejar-kejar tentara Romawi karena mengamen di pasar. Dia bersembunyi  di dalam rumah. Tentara Romawi menyusul sampai di rumah. Sarah (ibu Naftali)  memintakan maaf untuk anak-anaknya. Tentara Romawi bersedia melepaskan setelah  meminta uang suap.
Di rumah pak Yoas, Simeon menyampaikan persoalan  di padang Efrata kepada majikannya itu. Pak Yoas malah mengeluhkan keadaan yang  semakin sulit. Padang rumput semakin susah didapat karena dipakai oleh tentara  Romawi untuk membangun benteng pertahanan dan pasar. Padang-padang rumput yang  tersisa juga dikuasai oleh tentara Romawi. Setiap peternak harus membayar sewa  untuk menggembalakan di situ. Yoas tidak merasa tidak mampu membayar sewa. Yoas  punya rencana untuk berhenti berternak domba saja.
Simeon pulang ke padang Efrata dengan hati gundah.  Kalau Yoas benar-benar menutup usahanya, maka dia akan kehilangan pekerjaan.  Padahal dia harus menghidupi ibunya, yang sudah menjanda dan Naftali, adiknya.  Saat Simeon sampai di padang Efrata, ibu dan adiknya sudah menyusul di sana.  Mereka memberitahukan bahwa kehabisan uang untuk makan besok. Simeon hampir  putus asa. Sebelum pulang, ibunya mengingatkan Simeon tentang janji Tuhan yang  akan mengirimkan seorang Mesias, yang akan memerintah dengan adil. Simeon  menanggapinya dengan dingin.
Tak lama kemudian, terjadi peristiwa luarbiasa.  Malaikat mendatangi Simeon dan kawan-kawannya, untuk memberitahukan kedatangan  Juruselamat. Para gembala segera pergi ke Betlehem, seperti yang diperintahkan  malaikat. Sesudah itu Simeon pulang untuk memberitakan dua kabar baik. Pertama,  kabar baik tentang kedatangan juruselamat. Kedua, tentang perkenalannya dengan  para Majus di Betlehem. Para Majus itu memberitahukan ada padang rumput yang  sangat subur dan luas di sebelah Timur. Simeon lalu berpamitan untuk  untuk menggembala di  sana.
Jika Anda tertarik, silakan unduh naskah dalam  format PDF pada situs saya:
http://www.geocities.com/purnawankristanto/download.html
~ Johann Wolfgang von Goethe
::+::+::+::+::+::+::+::+::+::+::+::+::+::+::+::+::+::+::+::+
** Kunjungi Blog saya:
http://purnawan-kristanto.blogspot.com
http://kisah-inspiratif.blogspot.com/
** Kunjungi situs saya:
http://www.geocities.com/purnawankristanto/

Komentar