Perjalanan Ke Jakarta
Tanggal 14-19, kami sekeluarga pergi ke Jakarta. Istriku harus menghadiri sidang sinode wilayah Jateng di Cisarua, Bogor. Sedangkan aku dan Kirana 'dititipkan' pada Mama di Jakarta.
Kami berangkat menggunakan kereta Argo Dwipangga, 14 September, pukul 20.25 dari stasiun Klaten. Kereta datang tepat waktu dan kondisi kereta masih nyaman.
Di dalam kereta, mulanya Kirana masih minta pangku. Tetapi begitu sudah beradaptasi, maka seperti biasa, dia tidak bisa diam. Untungnya, kursi di sebelah kami kosong satu. Aku duduk di kursi kosong itu, sehingga Kirana bisa leluasa dalam berativitas.
Meski ruang lingkupnya hanya di antara dua kursi dan di lorong kereta, tetapi ada saja yang dikerjakan oleh Kirana. Penumpang yang lain sudah tertidur, dan hanya Kirana yang masih aktif. Mulutnya pun tak berhenti mengoceh. Lewat pukul 24.00, mata Kirana masih terang-benderang, sementara mamanya sudah mulai mengantuk. Maka dimulailah ritual tidur: Mamanya berkali-kali meminta Kirana tidur, sementara Kirana sendiri masih mencari-cari alasan untuk bermain. Kalau sudah begitu, mamanya biasanya mulai jengkel.
Pendingin di dalam kereta lumayan dingin. Para penumpang menggunakan selimut yang dibagikan kru kereta untuk menghangatkan badan. Seementara Kirana tidak mau sama sekali diselmuti. Mungkin karena udara yang dingin, Kirana minta diantar ke toliet sebanyak empat kali.
Kalau di rumah, sebelum tidur biasanya Kirana harus BAB dulu. Rupanya irama tubuhnya juga tidak berubah meski di atas kereta. Setelah minta di antar ke toliet untuk BAB, maka sekitar pukul 1 pagi, Kirana berangkat tidur.
Pukul 04.35, kami turun di stasiun Jatinegara. Dengan bawaan yang banyak, kami berjalan ke luar stasiun untuk mencari taksi. Aku membawa satu tas besar, satu tas kecil, satu kardus oleh-oleh dan tas laptop. Sedangkan istriku menggendong Kirana sambil membawa satu tas perlengkapan Kirana dan satu tas berisi bekal makanan di kereta.
Cukup lama juga kami menanti taksi. Sebenarnya ada cukup banyak taksi yang mangkal di sana, tapi kami memilih menanti taksi Bluebird saja yang bisa dipercaya. Akhirnya, ada taksi Bluebird yang menurunkan penumpang di stasiun. Kampi pun langsung menggunakan taksi itu. Pukul 05.30, kami sudah sampai di rumah Mama di kawasan Halim.
Karena kehebohan para penyambut, Kirana terbangun dari tidurnya. Sejak itu, dia melek sampai pukul 1 malam lagi. Memang beberapa kali dia sempat tidur, tapi lamanya tidak sampai setengah jam setiap kali tidur. Anak ini memang betah melek! Orangtuanya sampai kewalahan harus menemani dia bermain.
Kami berangkat menggunakan kereta Argo Dwipangga, 14 September, pukul 20.25 dari stasiun Klaten. Kereta datang tepat waktu dan kondisi kereta masih nyaman.
Di dalam kereta, mulanya Kirana masih minta pangku. Tetapi begitu sudah beradaptasi, maka seperti biasa, dia tidak bisa diam. Untungnya, kursi di sebelah kami kosong satu. Aku duduk di kursi kosong itu, sehingga Kirana bisa leluasa dalam berativitas.
Meski ruang lingkupnya hanya di antara dua kursi dan di lorong kereta, tetapi ada saja yang dikerjakan oleh Kirana. Penumpang yang lain sudah tertidur, dan hanya Kirana yang masih aktif. Mulutnya pun tak berhenti mengoceh. Lewat pukul 24.00, mata Kirana masih terang-benderang, sementara mamanya sudah mulai mengantuk. Maka dimulailah ritual tidur: Mamanya berkali-kali meminta Kirana tidur, sementara Kirana sendiri masih mencari-cari alasan untuk bermain. Kalau sudah begitu, mamanya biasanya mulai jengkel.
Pendingin di dalam kereta lumayan dingin. Para penumpang menggunakan selimut yang dibagikan kru kereta untuk menghangatkan badan. Seementara Kirana tidak mau sama sekali diselmuti. Mungkin karena udara yang dingin, Kirana minta diantar ke toliet sebanyak empat kali.
Kalau di rumah, sebelum tidur biasanya Kirana harus BAB dulu. Rupanya irama tubuhnya juga tidak berubah meski di atas kereta. Setelah minta di antar ke toliet untuk BAB, maka sekitar pukul 1 pagi, Kirana berangkat tidur.
Pukul 04.35, kami turun di stasiun Jatinegara. Dengan bawaan yang banyak, kami berjalan ke luar stasiun untuk mencari taksi. Aku membawa satu tas besar, satu tas kecil, satu kardus oleh-oleh dan tas laptop. Sedangkan istriku menggendong Kirana sambil membawa satu tas perlengkapan Kirana dan satu tas berisi bekal makanan di kereta.
Cukup lama juga kami menanti taksi. Sebenarnya ada cukup banyak taksi yang mangkal di sana, tapi kami memilih menanti taksi Bluebird saja yang bisa dipercaya. Akhirnya, ada taksi Bluebird yang menurunkan penumpang di stasiun. Kampi pun langsung menggunakan taksi itu. Pukul 05.30, kami sudah sampai di rumah Mama di kawasan Halim.
Karena kehebohan para penyambut, Kirana terbangun dari tidurnya. Sejak itu, dia melek sampai pukul 1 malam lagi. Memang beberapa kali dia sempat tidur, tapi lamanya tidak sampai setengah jam setiap kali tidur. Anak ini memang betah melek! Orangtuanya sampai kewalahan harus menemani dia bermain.
Baca Tulisan lainnya di blog Purnawan Kristanto [http://purnawan-kristanto.blogspot.com
]
]
Komentar