Mengejar Bayangan Sendiri

Ada seorang laki-laki yang hidup di padang gurun. Setiap pagi dia berjalan ke barat mengejar bayangan tubuhnya sendiri. Ketika matahari bergulir ke barat, arah perjalanannya berubah ke arah timur. Hingga akhirnya dia kembali ke tempat semula. Dia melakukan ini selama bertahun-tahun.

Suatu malam, dia bermimpi mendengar suara Tuhan. Suara itu berkata,"Berhentilah mengejar bayanganmu sendiri. Besok ikutilah matahari. Maka kamu akan mendapatkan pengalaman yang tak pernah kau bayangkan."

Paginya, dia menuruti suara dalam mimpi itu. Dengan mantap dia melangkah kaki mengikuti gerakan matahari. Hingga akhirnya dia sampai di sebuah kerajaan yang tidak dibayangkan sebelumnya.
“Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Galatia 2:19-20).

Sebelum mengenal Kristus, hidup kita berpusat pada diri sendiri. Seperti laki-laki di padang gurun itu, kita mengejar bayangan kita sendiri. Kita merasa sudah pergi jauh tetapi sebenarnya tidak beranjak kemana-mana. Ketika kita masih hidup dalam kedagingan, kita merasa sudah bekerja keras membanting tulang, tapi hidup terasa hampa.

Ketika kita sudah ditebus dengan darah Kristus, maka kehidupan kita berpusat pada Kristus. Kita tidak lagi mengejar bayangan sendiri, tapi mengejar "matahari", yaitu keserupaan dengan Kristus. Segala perkataan dan tingkah laku kita tidak digerakkan oleh ego pribadi, tetapi oleh kehendak Kristus yang hidup di dalam diri kita. Nah, apa yang sedang Anda kejar hari ini: bayangan Anda sendiri atau matahari? [purnawan]

SMS from God: Hidup yang berpusat pada diri sendiri seperti anjing yang berputar-putar mengejar ekornya sendiri.

 

Komentar

Postingan Populer